Assalamu'alaikum

Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali yang beriman dan yang beramal shalih serta saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran

SHIDIQ, CIRI AJARAN DIENUL ISLAM

Allah swt menurunkan risalah Islam ini dengan shidiq (jujur dan benar) sehingga tidak ada celah sedikitpun bagi orang-orang yang dengki terhadapnya untuk mengkriiknya ataupun mencelanya. Karena ia turunkan oleh Allah swt Yang Maha Mengetahui atas kebutuhan makhluknya, kalaupun ada orang-orang yang mencela dan mencemoohnya hal itu disebabkan oleh kebodohan dan ketidakahuan mereka akan hakikat dien ini.
Risalah Dien ini senantiasa terjaga dari masa ke masa, selain karena Allah swt yang menjaganya, ianya juga dibawa oleh orang-orang yang shidiq yaitu para utusan Allah yang dipilih-Nya. Allah swt berfirman tentang mereka:

"Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim didalam Al-Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang membenarkan lagi seorang nabi." (QS. Maryam : 41)

Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman:
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi." (QS. Maryam:54)

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. (QS. Maryam:56)
Ya! Mereka adalah para para nabi, yang memiliki sifat jujur lagi membenarkan ajaran Rabbnya, mereka adalah orang-orang yang melaksanakan segala perintahnya dengan tulus, ikhlas serta tunduk dan patuh hanya padaNya. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menghadapkan wajahnya hanya kepadaNya, mengharap ampunan dan ridha-Nya. Orang-orang yang menyerahkan seluruh amalannya hanya untuk-Nya bukan untuk keluarganya, sanak saudaranya, apalagi untuk orang lain yang tidak memberikan keuntungan sedikitpun baginya. Mereka adalah orang-orang yang hanya menjadikan Allah, RasulNya serta para walinya sebagai panutan dan pemimpinnya. Sehingga dengan hal semua diatas menjadi sebab Allah swt menolong dan mengangkat derajatnya diatas manusia yang lainnya.

Allah swt berfirman :
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Baqarah:177)

Ya, kejayaan Islam dan kemenangannya berada ditangan orang-orang yang shidiq, yang tidak memiliki kepentingan apapun untuk dunianya kecuali hanya berharap kerelaan Rabbnya semata. Yang tidak berharap apapun dari manusia dalam kerja dakwahnya, yang tidak menginginkan pujian khalayak untuk pengakuan usahanya, semua hanya untuk-Nya dan kemaslahatan bersama. Karena jika kejayaan Islam dan umatnya didapat dengan usaha tangan-tangan yang jujur, maka kehancuran dan kebinasaan yang didapat jika dibawa oleh mereka yang berpura-pura dalam mengamalkannya.

Bersabarlah Dalam Melakukannya
 
Allah swt berfirman:
"Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab:24)
Maha benar Allah dengan segala firmanNya, Allah swt menjanjikan kepada hambanya suatu balasan yang baik karena kebenarannya, yaitu kebenaran dalam iman dan Islam. Siapa yang tidak menginginkan ganjaran pahala yang telah Allah janjikan!? Bukankah janji Allah adalah sebuah keniscayaan? Siapa yang meragukan akan janjinya? Maka bersabarlah didalamnya, acuhkan hinaan orang yang suka menghina, hindari keluh kesah, dan jangan pernah marah ketika tidak seperti yang diharapkan dalam menjalaninya. Karena itu akan mengurangi keikhlasan kita dalam melaksanakannya, sehingga akan mengurangi pahala kita disisiNya. Bersabarlah, karena Ia akan memberi balasan setiap langkah perjuangan hambanya. Bersabarlah karena kita tidak mengetahui mana yang terbaik bagi kita. Karena boleh jadi apa yang baik menurut kita, belum tentu baik dimata Allah swt. Maka dibutuhkan kesabaran dan sifat arif serta bijak dalam menanganinya, Allah swt berfirman:

"… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah: 216)

Rasulullah saw adalah salah satu dari utusan Allah yang dikenal karena sifat shidiqnya, kesabarannya serta keikhlasan dalam mangemban risalah ini. Orang-orang kafir Quraisy menolak risalah Islam bukan karena Rasulullah saw berdusta akan ajaran yang dibawanya, mereka menolak lantaran kedengkian yang mengakar didalam hati mereka terhadap Rasulullah saw. Kenapa harus Rasulullah saw yang harus menjadi nabi dan bukan dari golongan mereka? Kenapa harus dari golongan papa sehingga akan menjatuhkan derajat mereka sebagai kaum terpandang, serta alasan-alasan lain yang 'tidak masuk akal', seolah-olah mereka yang menciptakan dan menentukan kebaikan dan keburukan seorang hamba.
Mereka tidak mau jika disejajarkan dengan orang-orang miskin, mereka tidak mau jika kepemimpinan harus dipegang oleh orang yang dibawah kelasnya. Tapi kebenaran terletak pada Allah swt dan barangsiapa yang meragukannya maka mereka akan tersesat. Dan orang-orang kafir ketika itu telah berdusta pada Allah swt disebabkan kedengkian dan kejahilan mereka, sehingga Allah swt menutup mata hati dan jalan fikiran mereka. Mereka tidak bersabar untuk sedikit bersusah dan menerima kenyataan bahwa apa yang mereka miliki tidaklah berharga dihadapan Allah swt, kecuali jika Allah swt meridhai atas apa yang telah diberikanNya kepada Manusia berupa harta dan kesenangan dunia.
 
Allah swt berfirman:
"Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui". (QS Al Hijr : 85-86)
Memang tidak mudah
Memang benar untuk menjadi sesempurna dengan sifat diatas adalah suatu hal yang terkesan mustahil untuk direalisasikan, akan tetapi kita tidak akan mengetahui sampai dimana tingkat kesulitan itu jika tidak pernah ditempuh. Dan jika seseorang berupaya dan berniat dengan tekad yang kuat untuk melaksanakannya, maka tidak ada istilah sulit dan mustahil untuk dikerjakan, karena mereka meyakini bahwa Allah swt akan melihat sebuah usaha dan perjuangan yang ditempuh. Semakin jauh ia melangkah, maka semakin Allah swt mempermudah langkah itu karena ia akan terbiasa dengan halangan dan rintangan yang ditemuinya pada setiap perjalanan. Dan apabila seseorang tidak mendapat kesempurnaan yang diinginkan setelah bekerja keras, maka sesungguhnya Allah swt tidak akan menyia-nyiakannya. Maksimalkan diri untuk meraihnya perkuat motivasi dan tentukan target agar arah dan jalan yang akan ditempuh semakin jelas dan terang. Bukankah usaha seseorang untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan motivasi? Dan apakah jalan yang ditempuh untuk meraihnya mudah untuk dilaluinya? Tentu tidak bukan??

Oleh sebab itu, marilah sama-sama kita perbaiki motif dan tujuan kita dalam menegakkan risalah ini dan berusahalah semaksimal mungkin untuk berlaku shidiq kepada-Nya. Jangan kita mengkambinghitamkan kesalahan seseorang untuk menjatuhkan pondasi dien ini sehingga kita menjadi umat yang terpecah yang akan dengan mudah diceraiberaikan oleh orang-orang kafir yang dengki terhadap penegakan dien ini. Karena dien ini tetap tinggi dan mulia meskipun para penganutnya adalah para pendosa. Marilah kita rangkai semangat kasih dan sayang dalam memperbaiki cacat dan cela yang terdapat pada umat ini, luruskan segala salah dan alpa dengan penyampaian yang arif dan bijak. Rasulullah saw telah memberi teladan yang baik kepada kita semua, maka kenapa kita tidak mengikutinya… (is..)

Tidak ada komentar: